Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2431; Att: is-mod, is-lam, mus-lim
Nomor: tarbiyah/15oct94/528
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saudara-saudaraku seiman dan se-Islam,
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu.
Jika mereka berpaling dari hukum yang telah Allah turunkan maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah akan menimpakan musibah kepada
mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum
jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih
baik dari pada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?"
(Al-Maidah 49)
Keberadaan Allah Ta'ala sebagai Rabb kita dan Ilah kita menghendaki
kita untuk patuh dan taat secara utuh terhadap perintah dan larangan Allah.
Hal itu adalah satu kesimpulan yang natural, melihat latar-belakang yang telah
saya utarakan pada posting sebelumnya.
Maka tiada jalan lain bagi kita, for our own sake, kecuali menerima dan
mentaati segala ketetapan-Nya dengan penuh tawakkal dan sabar hati, rela
menerima ketentutan-Nya dalam hal-hal yang telah terjadi dan sabar terhadap
segala cobaan dan musibah dalam mengemban hukum-Nya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tidaklah patut bagi mu'min laki-laki dan tidak pula perempuan
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
lagi bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka."
(Al-Ahzab : 36)
Bagi kita cukuplah bercermin kepada Khalifah Umar bin Khattab r.a. yang
mentaati dan menerima sikap Rasulullah dalam mencium hajar aswad (batu hitam di
pojok Ka'bah) walaupun ia sendiri tidak mengetahui hikmah menciumnya. Dia hanya
berkata kepada batu itu:
"Sungguh aku tahu bahwa engkau hanyalah seonggok batu yang tidak dapat memberi
manfaat dan menolaknya. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah SAW menciummu
niscaya aku tidak suka menciummu." (HR. Bukhari & Muslim).
******************************
bersambung insya Allah.............
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wasalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saudaramu dalam Islam,
Jumat, 08 April 2016
Allahu ghaayatunaa => Allah Tujuan Kita (3)
Allahu ghayatuna -> Allah tujuan kita (2)
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2429; Att: is-mod, is-lam, mus-lim
Nomor: tarbiyah/15oct94/527
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saudara-saudaraku yang dikasihi Allah,
Berikut ini saya hendak melanjutkan tulisan saya tempo hari tentang
------------------------------------------
| Allahu Ghaayatuna ==> Allah Tujuan Kita >
------------------------------------------
Mungkin dalam benak kita masih risih...kenapa sih kok Allah yang kita
tuju, kenapa bukan yang lainnya. Dalam hal ini kita perlu mengenal lebih jauh
siapa sih Allah itu, ibarat ungkapan Melayu 'tiada kenal tiada sayang'.
Jawaban yang sama sebenarnya berlaku apabila kita masih agak malas beribadah:
sholat berjama'ah di masjid, puasa, membayar zakat dll. Ngapain sih kita
susah-susah berbuat demikian?
Dalam lubuk hati kita yang paling dalam, kita pasti mengakui bahwa
Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan kita,
Allah-lah yang menciptakan dan mengatur alam semesta beserta isinya,
Allah-lah yang memulyakan dan menghinakan,
Allah-lah yang memberi manfaat dan bahaya,
Allah-lah yang membagi-bagikan rezqi dan menahannya,
Di tangan-Nya-lah segala urusan dan aturan,
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Di banyak ayat Al-Qur'an, Allah Ta'ala mengingatkan kita akan peran-Nya
sebagai Rabb seluruh alam. Namun demikian, tidak lah cukup kita mengenal Allah
sebagai Rabb begitu saja. Tetapi, pengenalan kita terhadap Rabb Allah hendaklah
dilanjutkan dengan penerimaan Dia sebagai "ilah" kita, sebagai Hak Allah atas
kita. Hendaklah kita patuh dan taat secara utuh terhadap perintah dan larangan
Allah.
Kepatuhan dan ketaatan kita kepada Allah Ta'ala merupakan tuntutan iman
dan pengabdian kepada Allah karena status Dia sebagai Rabb kita dan alam
semesta.
- Bukankah ALLAH pencipta kita? Maka Dia-lah jua yang berhak untuk
bertindak terhadap makhluq-Nya menurut kehendak-Nya.
- Bukankah Allah Maha Mengetahui dan lebih mengetahui sistem-sistem dan
perundang-undangan serta hukum-hukum yang baik bagi hamba-hamba-Nya?
- Bukankah Allah yang Maha Bijaksana dalam meletakkan segala sesuatu pada
posisinya yang tepat dalam bentuk yang dapat mendatangkan manfaat dan mencegah
kerusakan?
************************
bersambung insya Allah......
Allahu ghayatuna -> Allah tujuan kita (1)
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2423; Att: is-mod, is-lam, mus-lim
Nomor: tarbiyah/15oct94/544
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saudara-saudaraku yang dikasihi Allah,
Di tengah-tengah semester sekarang ini, masing-masing dari kita pasti
disibukkan dengan tugas-tugas kuliah: mid-term exams, homework, paper,
presentation, etc. Sering-sering dalam kesibukan semacam ini waktu seolah-olah
kurang saja. "I wish there were 30 hours in a day!", itu yang sering terbayang
apabila tugas belum selesai, padahal due time hampir tiba. Malam menjadi siang,
siang menjadi siang. Masing-masing dari kita pasti pernah mengalami stress
semacam ini.
Elok sekali, dalam keadaan semacam ini saya hendak mengingatkan diri saya
sendiri dan Saudara-saudaraku semua: Apa sih yang hendak kita tuju dalam hidup
ini? Apa tujuan kita dalam hidup?
- to get a high degree of education?
- to get a good job?
- to get a beautiful wife (handsome husband)?
- to be influencial?
- to get rich?
- ???
Saudara-saudaraku yang dikasihi,
Mungkin tujuan-tujuan hidup yang saya sebutkan di atas ada di pikiran kita. Itu
wajar saja, as human being. Akan tetapi, perlu kita sadari bahwa itu semua
hanyalah tujuan temporer saja. Ada tujuan kita yang lebih suci, yang lebih
agung, dan yang lebih mendasar; karena tujuan yang satu ini mencakupi dan
melandasi tujuan-tujuan temporer tersebut. Apa tujuan itu?
-------------------------------------------------
| Allahu ghayatuna -> Allah tujuan kita......... |
_________________________________________________
Allah tujuan kita mengandung arti agar kita mengikhlaskan untuk Allah
segala perkataan dan perbuatan kita, ibadah dan perjuangan kita. Sehingga kita
diakui sebagai hamba-hamba-Nya yang mukhlisin dan menjadilah semboyan yang
selalu kita ikrarkan setiap waktu dan tempat:
"Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan
demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah."
(Al-An'aam 162-163)
Saudara-saudaraku yang dikasihi,
Marilah kita renungkan sejenak hidup kita ini....
Sudahkah hidup kita ini sejalan dengan ikrar kita???
Sholat kita hanya untuk Allah?
Ibadah kita hanya untuk Allah?
Hidup dan mati kita hanya untuk Allah?
Itulah Saudara-saudaraku,
Sekedar renungan di pagi ini,
Marilah kita sucikan tujuan kita agar hanya untuk Allah,
Supaya segala amal & perbuatan kita diterima Allah
Sebagai tabungan untuk hari Akhir..
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saudaramu se-Islam,
Abu-Abdullah
KUMPULAN MATERI TARBIYAH
Langganan:
Postingan
(
Atom
)