Info




SELAMAT DATANG DI WEB Haris Gudang Ilmu



Selamat datang di Web Side saya , saya harap anda senang berada di Web sederhana ini. Web ini saya tulis dengan komputer yang sederhana dan koneksi internet yang juga sederhana. Saya berharap Anda sering datang kembali. Silahkan anda mencari hal-hal yang baru di blog saya ini. Terima Kasih



SEKILAS HARIS GUDANG ILMU



Nama saya Mohammad Haris saya seorang yang mempunyai Web Side ini . Saya mulai belajar blogger sejak bulan Oktober 2009, dan blog ini saya buat pada bulan January 2009. Terimakasih Atas Kunjungannya.Follow Grup saya di https://www.facebook.com/harisgudangilmu?ref=hl







Exit
Jangan Lupa Klik Like Ya

Social Icons

My Biodata Admin



Nama:Muhammad Haris Yuliandra
Angkatan Ke 2 Anak Didikan Dari
Sekolah SMK Negri 1 Kutalimbaru
Sudah Tamat

Selamat Bergabung Di Blog Saya






selamat berkujung di blog saya semoga apa yang saya berikan kepada anda semoga bermanfaat

Rabu, 09 April 2014

BAB III FILSAFAT MORAL: TEORI DAN PRAKTEK


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam era globalisasi filsafat moral keberadaannya sangat penting, sebab filsafat moral dapat mengimpirasi dan mendorong manusia untuk berpikir dan menerapkan kebaikan atau berperilaku bermoral dalam kehidupannya. Untuk menciptakan generasi muda bermoral yang berani mengambil keputusan dengan pertimbangan moral khususnya pelajar diperlukan strategi diantarannya adalah penerapan model pembelajaran Moral Reasoning ( perkembangan moral) dalam pembelajaran di kelas.
B. Saran- Saran
1. Untuk meningkatkan moralitas generasi muda disarankan seluruh komponen, yaitu keluarga, pemerintah, dan masyarakat secara bersama sama untuk memberikan keteladan, pengawasan, pengarahan yang dilakukan secara sinegis dan sistemik.

2. Menggali konsep filsafat moral dan mengimplementasikan dalam berbagai kehidupan










BAB II FILSAFAT MORAL: TEORI DAN PRAKTEK


BAB II

PEMBAHASAN



A. Konsep Etika, Norma, Moral



Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; watak; perasaan, sikap, cara berpikir. dalam bentuk jamak ta etha artinya adat kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah (cara berpikir) terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Namun demikian, ada juga kata moral dari bahasa Latin yang artinya sama dengan etika.

Secara istilah etika memunyai tiga arti: pertama, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini bisa disebut sistem nilai. Misalnya etika Protestan, etika Islam, etika suku Indoan. Kedua, etika berarti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik). Misalnya kode etik kedokteran, kode etik peneliti, dll. Ketiga, etika berati ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis menjadi bahan refleksi bagi suau penelitian sistematis dan metodis. Di sini sama artinya dengan filsafat moral.

Amoral berarti tidak berkaitan dengan moral, netral etis. Immoral berarti tidak bermoral, tidak etis. Etika berbeda dengan etiket. Yang terakhir ini berasal dari kata Inggris etiquette, yang berarti sopan santun. Perbedaan keduanya cukup tajam, antara lain: etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika menunjukkan norma tentang perbuatan itu. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku baik baik saat sendiri maupun dalam kaitannya dengan lingkup sosial. etiket bersifat relatif, tergantung pada kebudayaan, etika lebih absolut. Etiket hanya berkaitan dengan segi lahiriyah, etika menyangkut segi batiniah.

Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, kriteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, bertingkah laku agar masyarakat tertib, teratur, dan aman (BP-7,1993: 23). Menurut Poespoprodjo (1999: 133), “norma adalah aturan, standar, ukuran.”

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan norma adalah kaidah, aturan, ketentuan, kriteria, standar, dan ukuran yang berlaku di masyarakat untuk dipatuhi agar tertib, teratur, dan aman. Norma-norma yang berada di masyarakat yaitu norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum.

Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral. Norma moralitas adalah aturan, standar, ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kebaikan atau keburukan suatu perbuatan. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Moralitas seseorang tercermin dalam sikap dan perilakunya.

Moral berasal dari kata bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini mempunyai sinonim; mos, moris, manner mores atau manners, morals (Poespoprodjo,1986: 2). Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kaelan (2001: 180), mengatakan moral adalah suatu ajaran wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan Kohlberg (Reimer,1995: 17), Moralitas bukanlah suatu koleksi dari aturan-aturan, norma-norma atau kelakuan-kelakuan tertentu tetapi merupakan perspektif atau cara pandang tertentu.

Dengan demikian, dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan moral adalah ajaran atau pedoman yang dijadikan landasan untuk bertingkah laku dalam kehidupan agar menjadi manusia yang baik atau beraklak.

Kajian tentang nilai menjadi kajian yang amat penting mengingat posisinya sebagai masalah awal dalam filsafat moral. Selain itu, kajian nilai menjadi kajian yang menyentuh persoalan subtansial dalam filsafat moral. Pertanyaan yang selalu muncul dalam kajian ini, apakah yang disebut “baik” dan “tidak baik”.

Terdapat dua aliran dalam kajian nilai (values) yakni aliran naturalisme dan nonnaturalisme. Dalam pandangan naturalisme, nilai adalah sejumlah fakta yang dapat diuji secara empiris. Misalnya sifat perilaku yang baik seperti jujur, adil dan dermawan atau kebalikannya menjadi indikator untuk menentukan predikat seseorang berperilaku baik atau tidak baik. Degan demimikian dengan konsekuensi dari setiap perbuatan adalah indikator untuk menetapkan apakah perbuatan seseorang itu baik atau tidak baik.

Berbeda dengan naturalisme, aliran nonnaturalisme memandang bahwa nilai bukanlah sekedar fakta tetapi lebih bersifat normatif dalam menentukan sesuatu apakah ia baik atau buruk, benar atau salah. Nilai tidak hanya ditentukan oleh konsekuensi dari suatu perbuatan melainkan dipengaruhi oleh intuisi moral yang dimiliki manusia, sebuah kesadaran langsung adanya nilai murni seperti benar atau salah dalam setiap perilaku, objek atau seseorang.

Immanuel Kant sebagai tokoh kelompok nonnaturalisme mengemukakan prinsip autonomy dan heteronomy dalam menentukan moralitas. Autonomy merupakan wujud otonomi kehendak (the autonomy of the will). Seseorang melakukan perilaku moral berdasar atas kehendak (the will) -yang teleh menjadi ketetapan bagi dirinya untuk melakukan perilaku moral- dan tidak ditentukan oleh kepentingan atau kecenderungan lain.

Sedangkan heteronomy atau disebut juga prinsip heteronomi kehendak (the heteronomy of will) menyatakan bahwa seseorang berperilaku moral karena dipengaruhi oleh berbagai hal di luar kehendak manusia. Pada prinsip ini, kehendak (the will) tidak serta merta menjadikan dirinya sebagai sebuah ketetapan (the law), tetapi sebuah ketetapan (the law) diberikan oleh objek tertentu melalui kaitannya dengan kehendak (the will).

Perilaku moral yang ideal dalam kacamata Immanuel Kant adalah perilaku moral yang lahir dan muncul dari desakan kehendak diri manusia sebagai makhluk yang berakal dan berbudi, sehingga setiap perilaku moral yang dilakukannya benar-benar lahir dari dirinya sendiri bukan dari luar dirinya. Menurutnya bahwa yang baik adalah kehendak baik itu sendiri. suatu kehendak menjadi baik sebab bertindak karena kewajiban. Bertindak sesuai dengan kewajiban disebut legalitas. Lalu, apakah kewajiban itu? Kant membagi kewajiban menjadi dua: imperatif kategoris (perintah yang mewajibkan begitu saja, tanpa syarat. dan imperatif hipotetis (perintah yang mewajibkan tapi bersyarat). Imperatif kategorislah yang menurut Kant menjadi hukum moral. Karena itu, Kant sangat menekankan otonomi kehendak. Inilah kebebasan dalam artian Kant. Kebebasan tidak dalam arti bebas dari segala ikatan, tapi bebas dengan taat pada hukum, moral. (K. Bertens, 1999)

Sedangkan Aristoteles mengatakan bahwa manusia hidup ini mempunyai tujuan, dan tujuan yang ingin dicapai tidak lain hanyalah suatu tujuan antara untuk mencapai tujuan selanjutnya, dan Aristotelse mengatakan bahwa tujuan yang paling tinggi adalah mencapai kebahagiaan. Tugas etika ialah mengembangkan dan mempertahankan kebahagiaan yang telah dicapai dan ia juga mengatakan bahwa etika sebaiknya tidak dipelajari oleh orang muda, sebab mereka belum mempunyai pengalaman yang boleh disebut matang.

Menurut Aristoteles manusia akan mencapai kebahagiaan apabila ia menjalankan aktifitas secara baik, ia harus menjalankan aktifitasnya menurut keutamaan, hanya pemikiran yang disertai keutamaan dapat membuat manusia bahagia, dan dijalankan dalan jangka waktu yang panjang dan sifatnya stabil. Ada 2 keutamaan menurut Aristoteles yaitu Keutamaan Moral,dilukiskan sebagai sikap watak yang memungkinakn manusia untuk memilih jalan tengah antara dua akstrem yang berlawanan. Dan keutamaan lainnya adalah Keutamaan Intelektual, dimana rasio manusai mempunyai dua fungsi, disatu pihak berfungsi untuk mengenal kebenaran, dan dilain pihak rasio dapat memberi petunjuk suapay orang mengetahui apa yang harus diputuskan dalam keadaan tertentu. Dari sini ada dua keutamaan yang menyempurnakan rasio, yaitu kebijaksanaan teoritis, yang merupakan suatu sikap tetap, yang mempunyai kebijaksanaan ini adalah orang yang terpelajar, dan untuk mencapai kebijaksanaan ini harus melalui pendidikan ilmiah yang panjang.Kebijaksanaan praktis, adalah sikap jiwa yang memungkinkan manusia untuk mengatakan yang mana dari barang-barang konkret boleh dianggap baik untuk hidupnya.

Berdasarkan pendapat Imanuel Kant dan Aristoteles dapat dikatakan bahwa seseorang berperilaku moral, lahir dan muncul dari desakan kehendak diri manusia sebagai makhluk yang berakal dan berbudi untuk mencapai suatu kebahagiaan.



B. Analisis Motivasi Melakukan Perbuatan Moral

Analisis mengenai motivasi perbuatan moral berawal dari pertanyaan mengapa seseorang melakukan perbuatan yang baik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tidak dapat terlepas dari dua pokok persoalan filsafat moral yang lain, yaitu kenapa seseorang harus melakukan yang baik dan bagaimana seseorang mengetahui apa yang baik?

Ada dua pendapat umum mengenai motivasi seseorang melakukan perbuatan moral. Pendapat pertama menyatakan bahwa perbuatan moral muncul karena ada dorongan dari dalam diri seseorang, yaitu pengaruh akal dan keinginan. Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa perbuatan moral muncul karena pengaruh dari luar yaitu motif-motif masyarakat.

Pendapat pertama yang menyatakan bahwa perbuatan moral adalah pengaruh akal dan keinginan menimbulkan pertentangan di antara para filsuf moral, misalnya antara Hume dan Immanuel Kant. Hume berpendapat bahwa motif tindakan bukanlah akal, tetapi rasa (taste) yang berkaitan dengan kesenangan (pleasure) dan sakit (pain). Sedangkan Immanuel Kant berpendapat bahwa akal dan keinginan (desire) memiliki peranan dalam melahirkan perilaku moral. Kecuali akal dan keinginan (desire), adanya keinginan baik (good will) sangat menentukan perbuatan baik, yang berarti bahwa kebaikan apapun jika tanpa keinginan baik (good will) maka yang baik akan menjadi buruk.

Dalam pandangan Raghib al-Isfahani ( Muhammad Amril : 2002 ), akal memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan perbuatan moral. Perilaku seseorang muncul melalui tahapan-tahapan yaitu: sanih (lintasan pikiran), khatir (ide) yang akan memunculkan irada (kehendak) kemudian hazm (cita-cita) dan terakhir muncul dalam bentuk amal (perbuatan).

Lebih lanjut Raghib berpendapat bahwa perbuatan moral mulai nampak pada tahapan khatir (ide). Pada tahap ini, seseorang harus menguji khatir (ide) yang telah dimilikinya. Bila khair baik lebih dominan maka haruslah dijaga dan diteruskan menjadi perbuatan, sebaliknya jika sharr (kejahatan) lebih dominan maka harus segera dihilangkan agar tidak muncul irada yang buruk. Perilaku moral atau amoral sesungguhnya telah hadir dan dapat dikontrol pada tahap khatir (ide). Pada tahap irada, pengaruh akal ataupun syahwat semakin kuat pengaruhnya dalam menimbulkan perbuatan nyata. Bila pengaruh syahwat lebih kuat maka akan muncul perilaku amoral sebaliknya perilaku moral akan muncul jika pengaruh akal lebih kuat daripada syahwat.

Beradasarkan pendapat Emanuel Kant, Raghib al-Isfahani hal tersebut di atas jelas bahwa akal memilki peranan yang besar seseorang bertindak atau berperilaku moral . Namun demikian Raghib juga sepaham dengan pendapat yang menyatakan bahwa perbuatan moral muncul karena pengaruh dari luar yaitu motif-motif masyarakat. Hal ini terlihat dari pendapatnya bahwa kehidupan bermasyarakat adalah keniscayaan untuk merealisasikan kehidupan bermoral (fadila), ahkam al sharia dan aturan-aturan agama yang lainnya juga membutuhkan kemasyarakatan. Dalam pergaulan sesama manusia, kita tidak boleh mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri, melainkan harus saling tolong menolong dan tidak saling menyakiti menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.

Pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa orang di luar diri yaitu (masyarakat) bukanlah semata-mata alat untuk peralihan kepentingan individu, melainkan sebagai mitra untuk merealisasikan perilaku moral dan Eksistensi individu sebagai subjek moral sangat dipengaruhi oleh komunitasnya. Identitas individu ditentukan oleh keanggotaan dalam komunitasnya bahkan perilaku moral individu sangat bergantung pada komunitas dimana pelaku moral berada.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku bermoral dipengaruhi oleh faktor interen yang berasal dari dirinnya sendiri (dorongan akal keinginan dan faktor eksteren yang berasal dari masyarkat.



C. Analisis Keputusan Moral dan Implementasi Dalam Pembelajaran

1. Keputusan Moral

Keputusan moral merupakan bagian yang penting dalam kajian filsafat moral. Penetapan apakah suatu perbuatan itu” baik ” atau ”tidak baik” yang menjadi persoalan mendasar dalam kajian filsafat moral tidak lain adalah persoalan yang sangat terkait dengan persoalan keputusan nilai. Hal ini dikarenakan jawaban tentang persoalan ini terletak pada bagaimana pemberian keputusan nilai moral tersebut. Dalam pengertian ini dapat pula dipahami bahwa betapa eratnya kaitan antara kajian nilai dan keputusan moral dalam filsafat moral. Sebenarnya keputusan moral lahir melalui dua proses, yaitu moral deliberation dan moral justification.

Moral deliberation adalah proses pencarian alasan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang selanjutnya dijadikan sebagai alasan untuk pembenaran atau tidak melakukan sesuatu yang selanjutnya dijadikan alasan untuk pembenaran atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan moral justification merupakan pemberian alasan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan oleh seseorang atau oleh setiap orang, pada masa lalu atau dalam lingkungan tertentu, serta menunjukkan pula kenapa suatu perbuatan itu baik atau tidak baik.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, salah satunya menggunakan pendekatan atau model perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach) yang terkenal dengan Moral reasoning. Model atau Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi (Elias, 1989).

Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral (Superka, et. al., 1976; Banks, 1985).

Pendekatan perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Dewey (Kohlberg 1977). Selanjutkan dikembangkan lagi oleh Peaget dan Kohlberg (Freankel, 1977; Hersh, et. al. 1980). Dewey membagi perkembangan moral anak menjadi tiga tahap (level) sebagai berikut: (1) Tahap "premoral" atau "preconventional". Dalam tahap ini tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau sosial; (2) Tahap "conventional". Dalam tahap ini seseorang mulai menerima nilai dengan sedikit kritis, berdasarkan kepada kriteria kelompoknya. (3) Tahap "autonomous". Dalam tahap ini seseorang berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima kriteria kelompoknya.

Piaget berusaha mendefinisikan tingkat perkembangan moral pada anak-anak melalui pengamatan dan wawancara (Windmiller, 1976). Dari hasil pengamatan terhadap anak-anak ketika bermain, dan jawaban mereka atas pertanyaan mengapa mereka patuh kepada peraturan, Piaget sampai pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan kemampuan kognitif pada anak-anak mempengaruhi pertimbangan moral mereka.

Kohlberg (1977) juga mengembangkan teorinya berdasarkan kepada asumsi-asumsi umum tentang teori perkembangan kognitif dari Dewey dan Piaget di atas. Seperti dijelaskan oleh Elias (1989), Kohlberg mendefinisikan kembali dan mengembangkan teorinya menjadi lebih rinci. Tingkat-tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg dimulai dari konsekuensi yang sederhana, yang berupa pengaruh kurang menyenangkan dari luar ke atas tingkah laku, sampai kepada penghayatan dan kesadaran tentang nilai-nilai kemanusian universal. Lebih tinggi tingkat berpikir adalah lebih baik, dan otonomi lebih baik daripada heteronomi. Tahap-tahap perkembangan moral diperinci sebagai berikut:

1 : Pra-konvensional

Pada tingkatan ini, anak merespon aturan tradisi, label baik-buruk; benar-salah, dengan menginterpretasi label dalam pemahaman hedonistik dan konsekuensi dari tindakan. Tingkatan ini juga menunjukkan bahwa individu menghadapi masalah moral dari segi kepentingan diri sendiri. Seseorang tidak menghiraukan apa yang dirumuskan masyarakat, akan tetapi mementingkan konsekuensi konsekuensi dari perbuatannya ( hukuman, pujian, penghargaan ). Anak cenderung menghindari perbuatan yang menimbulkan resiko. Tingkatan ini dibagi menjadi dua tahap :

Tahap 1 : Orientasi pada hukuman dan Kepatuhan. Jadi, alasan anak pada tahap ini bersifat phisik. Apa yang benar adalah bagaimana menghindari hukuman.

Tahap 2 : Orientasi pada instrumental. Tindakan yang benar apakah sudah sesuai atau memenuhi kebutuhan seseorang berdasarkan persetujuan Pada tahap ini adil dipandang sebagai sesuatu yang bersifat balas budi, saling memberi.

2. Konvensional

Pada tingkatan ini anak mendekati permasalahan dari segi hubungan individu- masyarakat. Seseorang menyadari bahwa masyarakat mengharapkan agar ia berbuat sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Perhatian kepada nilai keluarga, kelompok atau bangsa diterima sebagai nilai dalam dirinya. Terdapat konformitas interpersonal.

Tahap 3: Orientasi “good boy-nice girl”. Persetujuan antar personal. Menjadi orang yang diharapkan , dan tingkah laku yang baik adalah menyenangkan atau menolong orang lain . Pertimbangannya adalah “perhatian” (ia berbuat baik). Motivasi perbuatan moral pada tingkatan ini ialah keinginan memenuhi apa yang diharapkan orang yang dihargai. Pada diri anak telah timbul kesadaran bahwa orang lain mengharapkan kelakuan tertentu daripadanya.

Tahap 4 : Orientasi Kesadaran sosial. Perilaku yang benar adalah memenuhi kewajiban ( kesadaran imperatif ). Pada tingkatan ini, anak tidak lagi bertindak berdasarkan harapan orang yang dihormati, namun apa yang diharapkan oleh masyarakat umum. Dalam tingkatan ini hukum tampil sebagai nilai yang utama, yang dapat mengatur kehidupan masyarakat.

3.Post-Konvensional

Ada usaha yang jelas untuk memiliki moral dan prinsip. Memandang prinsip sebagai identifikasi dirinya.

Tahap 5: Orientasi Kontrak sosial dan hak-hak individu. Tindakan yang benar ditentukan dalam istilah kebenaran individu secara umum dan standard yang sudah diuji secara kritis dan disetujui oleh seluruh masayarakat. Suatu perasaan kesetiaan kepada hukum demi kesejahteraan semua orang dan hak-haknya. Pada tahap ini memandang kelakuan baik dari segi hak dan norma umum yang berlaku bagi individu yang telah diselidiki secara kritis dan diterima baik oleh seluruh masyarakat Kewajiban moral dipandang sebagai kontrak sosial. Komitmen sosial dan legal dipandang sebagai hasil persetujuan bersama dan harus dipatuhi oleh yang bersangkutan.

Tahap 6 : Orientasi Prinsip Ethis Universal. Kebenaran ditentukan oleh prinsip ethis di dalam dirinya berdasar pada pemahaman logika universal ( keadilan, kesamaan hak dan kepatutan sebagai makluk individu). Seseorang bertindak menurut prinsip universal. Seseorang wajib menyelamatkan jiwa orang lain.

Asumsi-asumsi yang digunakan Kohlberg (1971,1977) dalam mengembangkan teorinya sebagai berikut: (a) Bahwa kunci untuk dapat memahami tingkah laku moral seseorang adalah dengan memahami filsafat moralnya, yakni dengan memahami alasan-alasan yang melatar belakangi perbuatannya, (b) Tingkat perkembangan tersusun sebagai suatu keseluruhan cara berpikir. Setiap orang akan konsisten dalam tingkat pertimbangan moralnya, (c) Konsep tingkat perkembangan moral menyatakan rangkaian urutan perkembangan yang bersifat universal, dalam berbagai kondisi kebudayaan.

Sesuai dengan asumsi-asumsi tersebut, konsep perkembangan moral menurut teori Kohlberg memiliki empat ciri utama. Pertama, tingkat perkembangan itu terjadi dalam rangkaian yang sama pada semua orang. Seseorang tidak pernah melompati suatu tingkat. Perkembangannya selalu ke arah tingkat yang lebih tinggi. Kedua, tingkat perkembangan itu selalu tersusun berurutan secara bertingkat. Dengan demikian, seseorang yang membuat pertimbangan moral pada tingkat yang lebih tinggi, dengan mudah dapat memahami pertimbangan moral tingkat yang lebih rendah. Ketiga, tingkat perkembangan itu terstruktur sebagai suatu keseluruhan. Artinya, seseorang konsisten pada tahapan pertimbangan moralnya. Keempat, tingkat perkembangan ini memberi penekanan pada struktur pertimbangan moral, bukan pada isi pertimbangannya.

2. Penerapan Moral Reasoning Dalam Pembelajaran

Pendekatan perkembangan kognitif (moral reasoning) mudah digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, karena pendekatan ini memberikan penekanan pada aspek perkembangan kemampuan berpikir. Oleh karena, pendekatan ini memberikan perhatian sepenuhnya kepada isu moral dan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pertentangan nilai tertentu dalam masyarakat, penggunaan pendekatan ini menjadi menarik. Penggunaannya dapat menghidupkan suasana kelas. Teori Kohlberg dinilai paling konsisten dengan teori ilmiah, peka untuk membedakan kemampuan dalam membuat pertimbangan moral, mendukung perkembangan moral, dan melebihi berbagai teori lain yang berdasarkan kepada hasil penelitian empiris.

Proses pengajaran nilai menurut Model moral reasoning didasarkan pada delima moral, dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Diskusi itu dilaksanakan dengan memberi perhatian kepada tiga kondisi penting. Pertama, mendorong siswa menuju tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi. Kedua, adanya dilemma, baik dilemma hipotetikal maupun dilemma faktual berhubungan dengan nilai dalam kehidupan seharian. Ketiga, suasana yang dapat mendukung bagi berlangsungnya diskusi dengan baik (Superka, et. al. 1976; Banks, 1985). Menurut Reimer (1983 : 84) terdapat 10 isu moral universal (1). Laws and rules, (2) Conscience, (3) Personal roles of affection, (4) Authority, (5) Civil rights, (6) Contract, trust, and justice in exchange (7) Punishmen, (8) The Value of life , (9) Property rights and values, (10) Truth

Goleman (2003) menjelaskan bahwa moral reasoning lebih bersifat Emosional inteligensi, sehingga emosional inteligensi mencerminkan karakter. Dengan demikIan, menurut peneliti implementasi model moral reasoning dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dan mengelola emosi yang akhirnya menjadi warga yang baik. Oleh karena itu, agar siswa dapat mengemukakan pendapat dan dapat membuat keputusan dengan pertimbangan moral yang lebih tinggi (intelektual emosional) guru ataupun siswa harus kreatif dan enovatif untuk mencari atau membuat suatu masalah yang dilematis yang di diskusikan di dalam kelas. Contoh delima Moral adalah sebgai berikut:

Berdasarkan peraturan dan kreteria kenaikan kelas di SMP negeri 22 Samarinda siswa yang nilai agamanya kurang dari 65 (tidak tuntas ) tidak naik kelas. Hernawati adalah salah satu siswa yang nilainnya belum mencapai 65, sehingga gurunnya yaitu Pak Sabarudin memberikan kesempatan padannya untuk mengikuti program remidial atau perbaikan. Hernawati setiap malam belajar agar nilainnya baik namun dia juga sangat cemas saat mengikuti ulangan, dia sangat takut jika nilai yang akan diperoleh dalam remidial kurang dari 65 sebab soal - soal yang yang diujikan hanya sebagian yang dapat di jawab sehingga dia berusaha dan berpikir untuk menyontek agar nilainnya baik. Ernawati berpikir bahwa dengan menyontek nilainya akan baik dan kemungkinan akan naik kelas. Jika Anda sebagai Ernawati tindakan mana yang Anda pilih menyontek dengan resiko merasa bersalah dan jika ketahuan akan mendapat sanksi dari guru atau tidak menyontek dengan resiko nilainnya jelek kemungkinan tidak naik kelas?

Latihan menyelesaikan masalah delima moral seperti di atas yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi generasi muda (siswa) diharapkan dapat membantu membentuk kematangan moral siswa. Dengan demikian, diharapkan perkembangan moral siswa tidak terhambat. Di samping itu siswa dapat berani mengambil keputusan yang dilematis dengan pertimbangan moral.

BAB I FILSAFAT MORAL: TEORI DAN PRAKTEK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Moralitas merupakan suatu fenomena manusiawi yang universal, menjadi ciri yang membedakan manusia dari binatang. Pada binatang tidak ada kesadaran tentang baik dan buruk, yang boleh dan yang dilarang, yang harus dan yang tidak pantas dilakukan baik keharusan alamiah maupun keharusan moral. Keharusan alamiah terjadi dengan sendirinya sesuai hukum alam. Sedangkan, keharusan moral bahwa hukum yang mewajibkan manusia melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Saat ini, banyak suara-suara miring yang diperdengarkan oleh para ahli dan masyarakat pada umumnya tentang persoalan moralitas anak bangsa yang diduga telah berjalan dan mengalir ke luar dari garis-garis humanitas yang sejati. Banyak kalangan yang mengkhawatirkan telah adanya dekadensi moral berkepanjangan yang akan berakibat penurunan harkat dan martabat kemanusiaan. Kualitas kemanusiaan selalu berkenaan dengan nilai-nilai moralitas yang teraplikasi dalam kehidupan nyata, baik dalam kehidupan individual dan sosial, maupun dalam bentuk hubungan dengan alam dan Penciptanya. Atas dasar tesis ini pula, wajar jika persoalan moral merupakan persoalan yang tidak akan pernah gersang untuk ditelaah.

Dalam kondisi seperti di atas maka diperlukan pemahaman dan kerjasama semua pihak untuk memikirkan moralitas generasi muda dengan merujuk pada filsafat moral. Pertanyaan pertama yang muncul ketika membicarakan filsafat moral adalah bagaimana seseorang harus hidup dengan baik saat ini maupun di masa mendatang. Pertanyaan dasar ini berkembang menjadi pertanyaan yang lebih spesifik, misalnya apakah yang disebut “baik” atau “tidak baik”, bagaimana cara mengetahui dan membedakan antar keduanya?

Pertanyaan tersebut akan semakin meluas menjadi mengapa seseorang harus berperilaku moral. Jika motivasi berperilaku moral dipengaruhi oleh unsur-unsur psikologis manusia, maka unsur psikologis apa saja yang mempengaruhinya? Pada akhirnya pertanyaan dasar tersebut akan berujung pada bagaimana cara menentukan suatu perilaku moral bila dihadapkan pada berbagai pilihan, prosedur apa yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan moral.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep etika, norma, dan moral kaitannya denga Filsafat Moral?

2. Bagaimana analisis motivasi melakukan perbuatan moral?

3. Bagaimana analisis keputusan moral dan implementasinya dalam pembelajaran ?



C. Tujuan Penulisan Makalah

1, Mendeskripsikan konsep etika, Norma, Moral kaitannya denga Filsafat Moral.

2. Mendeskripsikan analisis motivasi melakukan perbuatan moral.

3. Mendeskripsikan analisis keputusan moral dan implementasi dalam pembelajaran.



D. Manfaat Penulisan Makalah

Dengan adanya tulisan ini diharapkan akan dapat memberikan informasi yang akurat dan menambah wawasan tentang:

1. Konsep etika, Norma, Moral kaitannya denga Filsafat Moral.

2. Analisis Motivasi Melakukan Perbuatan Moral

3. Analisis keputusan moral dan implentasi dalam pembelajaran

Minggu, 06 April 2014

6 SMK Jadi Tempat Penyelenggara LKS Tingkat Nasional




Jakarta ditunjuk sebagai kota penyelenggara Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat nasional yang akan berlangsung 21-25 November mendatang. Sebagai tuan rumah yang baik serta demi suksesnya penyelenggaraan, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta terus melakukan berbagai persiapan. Salah satunya dengan menyiapkan enam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta sebagai tempat penyelenggaran LKS. Namun, secara keseluruhan jalannya lomba akan berlangsung di kawasan Senayan.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto berharap, para siswa asal DKI Jakarta mampu keluar sebagai juara umum dalam ajang LKS tingkat nasional tahun ini. "Untuk tempat penyelenggaraan ada beberapa SMK yang juga akan dijadikan lokasi perlombaan," ujar Taufik, Minggu (30/10).

Keenam SMK Negeri yang akan dijadikan lokasi lomba yakni, SMKN 26, SMKN 4, SMKN 27, SMKN 57, SMKN 14 dan SMKN 36. Nantinya, akan ada 50 jenis lomba yang akan dipertandingkan. Dari jumlah itu, kontingen DKI Jakarta hanya akan mengikuti sebanyak 47 jenis lomba diantaranya, mobile robotic, autobody repair, industrial control, graphic design technology, dan IT (sofware aplication).

Sebelum mengikuti LKS tingkat nasional ini, ditambahkan Taufik, peserta asal DKI Jakarta telah mengikuti LKS tingkat provinsi pada September lalu. Terdapat 25 jenis lomba yang dilombakan pada tingkat provinsi. Ke-25 jenis lomba itu dibagi menjadi tiga jenis bidang, yakni 16 jenis lomba bidang teknologi, 3 bidang bisnis manajemen, dan 6 bidang pariwisata.

Tahun lalu, kontingen DKI Jakarta meraih juara umum tingkat nasional dengan perolehan 18 medali emas. Sedangkan target perolehan medali emas di tahun ini sebanyak 19 medali. "Tahun ini kami akan mempertahankan juara umum," tandas Taufik.

 

Senin, 24 Maret 2014

Rangkaian Elektronika, Elektronika Dasar, Komponen Elektronika

Rangkaian Elektronika, Elektronika Dasar, Komponen Elektronika


Rangkaian Elektronika Menyediakan Kumpulan Informasi Elektronika, Seperti : Komponen Elektronika, Skema Elektronika, Elektronika Dasar dan Rangkaian Lainnya.

 

Rangkaian Genset

Rangkaian Genset atau tepatnya rangkaian ATS genset ini merupakan suatu rangkaian yang akan secara otomatis dapat memindahkan sumber tegangan dari PLN menuju ke generator apabila telah terjadi pemutusan atau putusnya sumber tegangan dari PLN. Apabila kita memiliki catu daya lebih dari satu, serta pula memiliki back up power seperti menggunakan sumber dari PLN atau memiliki […]

 

Rangkaian Konverter

Rangkaian Konverter dari DC (arus searah) ke DC pada sistem tenaga listrik dewasa ini memang sangat dibutuhkan. Hal tersebut dapat kita jumpai pada berbagai alat elektronik rumah tangga disekitar kita. Salah satu alat yang berhubungan dengan tegangan DC tersebut diantaranya adalah konverter DC ke DC. Dengan rangkaian konverter DC ke DC tersebut, kita dapat membuat […]

 

Rangkaian Bel Pintu

Rangkaian Bel Pintu kali ini menggunakan bel pintu polyponik, dimana skema yang digunakan berupa rangkaian elektronik berbentuk bel yang dapat menghasilkan atau mengeluarkan suara pada saat bel ditekan. Bunyi yang yang dihasilkan tersebut dibangkitkan oleh multivibrator 01-02. Untuk multivibrator ini dikendalikan oleh register IC1. Untuk keperluan IC1 tersebut, maka jalan keluar dari IC1 harus dihubungkan […]

 

Rangkaian Radio Control

Rangkaian Radio Control biasa digunakan pada mobil mainan atau remote mobil mainan. Biasanya, frekuensi yang dipakai pada renote control tersebut memiliki frekuensi rata-rata 27 Mhz. Untuk transmiter kita gunakan yang sederhana, pemancar 27 Mhz tanpa kristal. Ketika sirkuit tidak mempunyai kristal, osilator dapat dikatakan bergantung voltase atau tegangan dikendalikan, dan pada saat turun tegangan suplai, […]

 

Rangkaian LED Display

Rangkaian LED Display merupakan rangkaian lampu yang sering kita jumpai, baik lampu hias maupun lampu indikator. Rangkaian seperti ini biasa disebut juga dengan rangkaian LED running. Rangkaian ini biasanya dipasang pada setiap rangkaian, sehingga nantinya rangkaian tersebut dapat menyala secara bergantian dari LED yang satu ke LED yang lain. Jika ingin membuat rangkaian tersebut, dibutuhkan […]

Fungsi Resistor

Fungsi Resistor sangat berpengaruh besar di dalam rangkaian elektronika, karena sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut diproses dan disalurkan pada komponen elektronika lainnya. Selain sebagai penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi arus, pembatas/pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif.
Jadi, wajar apabila semua rangkaian elektronika yang ada di dunia ini selalu menggunakan komponen resistor. Resistor juga merupakan komponen yang paling terkenal, selain karena harganya yang murah komponen ini juga paling banyak di jual di pasaran. Jadi anda tidak perlu bingung dan pusing untuk mencari komponen yang satu ini.

Gambar Fungsi Resistor

Fungsi Resistor
Jenis-Jenis Resistor saat ini sudah banyak dijual di pasaran, berikut ini kami jelaskan secara detail jenis-jenis resistor :
Resistor Biasa (Nilai Tetap)
Fungsi resistor sebagai penghambat gerak arus listrik yang nilainya tidak dapat berubah-ubah (konstan). Bahan yang digunakan untuk pembuatan resistor ini adalah Nikel dan Karbon.
Resistor Variable (Nilai Berubah-Ubah)
Resistor yang satu ini sangat berbeda sekali dengan resistor biasa, di mana nilai dari resistor variable dapat berubah dengan cara memutar atau menggeser komponen tersebut.
Demikian penjelasan singkat mengenai Fungsi Resistor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya tentang Pengertian Resistor, Kode Warna Resistor dan Jenis-Jenis Resistor.

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor pertama kali diciptakan pada tahun 1920 yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada era 1957, kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279, telah ditetapkan 3 sistem kode warna, yaitu :
  • Sistem Kode Warna 4 Pita.
  • Sistem Kode Warna 5 Pita.
  • Sistem Kode Warna 6 Pita.

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor
Berikut ini akan kami jelasakan maksud dari ketiga sistem kode warna resistor diatas :
Sistem Kode Warna 4 Pita
Sistem Kode Warna 4 Pita
Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang terdiri dari 4 pita warna yang mengelilingin badan resistor. Dua pita yang terdapat pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi, sedangkan pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang di dalam resistor terdapat pita kelima yang berfungsi untuk menunjukan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Tabel Sistem Kode Warna 4 Pita
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.
Sistem Kode Warna 5 Pita
Sistem kode warna 5 pita
Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukan harga resistansi, sedangkan pita keempat adalah pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang di abaikan, karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.
Sistem Kode Warna 6 Pita
Sistem Kode Warna 6 Pita
Sistem kode warna satu ini terdapat 6 pita, dimana 3 pita pertama menunjukan nilai tahanan, pita keempat menunjukan perkalian desimal, pita kelima menunjukan nilai toleransi dan pita keenam menunjukan koefisien suhu.
Tabel Sistem Kode Warna Resistor 6 Pita
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC
Demikian penjelasan singkat mengenai Kode Warna Resistor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Jenis-Jenis ResistorFungsi Resistor dan Pengertian Resistor.

Pengertian Resistor

Pengertian Resistor  adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri tegangan listrik di antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir :
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari resistor. Kode-kode warna pada resistor nantinya akan kami jelaskan pada postingan selanjutnya.

Gambar Pengertian Resistor

Pengertian Resistor
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.
Demikian penjelasan singkat mengenai Pengertian Resistor, semoga rangkaian ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel manarik lainnya tentang Fungsi Resistor, Jenis-Jenis Resistor dan Kode Warna Resistor.

Jenis-Jenis Resistor


Jenis-Jenis Resistor 




Jenis-Jenis Resistor pada saat ini hanya ada 2 enis, yaitu Fixed Resistor (Resistor Tetap) dan Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap). Dari dua jenis resistor tersebut di bagi lagi menjadi beberapa bagian, berikut ini akan kami jelaskan bagian-bagian dari kedua jenis tersebut :
Fixed Resistor (Resistor Tetap) adalah jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Fungsi dari resistor ini adalah sebagai pembatas arus yang mengalir pada lampu LED. Jenis dari fixed resistor adalah :
Resistor Kawat
Resistor Kawat
Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.
Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Resistor Keramik
Resistor Keramik
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

Resistor Film Karbon
Resistor Film Karbon
Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

Resistor Film Metal
Resistor Film Metal
Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor film metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur.

Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap) adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi berubah-ubah secara langsung dengan cara memutar atupun menggeser tuas yang ada. Jenis dari Variable Resistor adalah :
Potensiometer
Potentiometer
Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A” maka potensiometer tersebut bersifat linier.

Trimpot
Trimpot
Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer, hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.

NTC dan PTC
NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling sering digunakan sebagai sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.

LDR
LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya pada lampu taman.
Demikian penjelasan singkat mengenai Jenis-Jenis Resistor, semoga artikel yang barusan di sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Pengertian Resistor, Fungsi Resistor dan Kode Warna Resistor.

Rabu, 19 Maret 2014

Organisasi & Ars. Komputer

Input Output Interfes
A. Klasifikasi Perangkat I/O
Pengelolaan perangkat I/O merupakan aspek perancangan sistem operasi yang terluas karena beragamnya peralatan dan begitu banyaknya aplikasi dari peralatanperalatan itu.
Manajemen I/O mempunyai fungsi, di antaranya:
- Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.
- Menangani interupsi peralatan I/O
- Menangani kesalahan pada peralatan I/O
- Memberi interface ke pemakai.
Berdasarkan sasaran komunikasi, klasifikasi perangkat I/O dibagi menjadi:
a. Peralatan yang terbaca oleh manusia (Human Readable Machine)
Yaitu, peralatan yang cocok untuk komunikasi dengan user. Contohnya, Video Display Terminal (VDT) yang terdiri dari layar, keyboard, dan mouse.
b. Peralatan yang terbaca oleh mesin (Machine Readable Machine)
Yaitu peralatan yang cocok untuk komunikasi dengan peralatan elektronik. Contohnya disk dan tape, sensor, controller.
c. Komunikasi
Yaitu, peralatan yang cocok untuk komunikasi dengan peralatan-peralatan jarak jauh. Contohnya modem. Terdapat perbedaan-perbedaan besar antarkelas peralatan tersebut. Bahkan untuk satu kelas saja terdapat berbedaan sangat besar. Perbedaan-perbedaan pokok antara lain mengenai:
- Data rate
- Aplikasi
- Kompleksitas pengendalian
- Unit yang ditransfer
- Representasi data
- Kondisi-kondisi kesalahan

Minggu, 16 Maret 2014

komponen harga sepeda motor



AHM Astra Honda Motor
Merk & Type
Spec
Price (IDR)

Honda Absolut Revo
Filter Udara
32.000

Honda Absolut Revo
Kampas Rem Depan
37.000

Honda Absolut Revo
Kampas Rem Belakang
26.500

Honda Absolut Revo
Rantai
65.000

Honda Absolut Revo
Gir Depan
35.500

Honda Absolut Revo
Gir Belakang
63.000

Honda Absolut Revo
Bohlam Depan
25.000

Honda Absolut Revo
Bohlam Belakang
7.300

Honda Absolut Revo
Kabel Gas
20.000

Honda Absolut Revo
Kampas Kopling
148.000

Honda Absolut Revo
Piston
38.000

Honda Absolut Revo
Ring Piston
60.000

Honda Beat 110 CC
Kampas Rem Depan
41.000

Honda Beat 110 CC
Kampas Rem Belakang
63.000

Honda Beat 110 CC
Kampas Kopling Set
110.000

Honda Beat 110 CC
Saringan Udara
43.000

Honda Beat 110 CC
V-belt
120.000

Honda Beat 110 CC
Roller/buah
7.000

Cara Instal Driver VGA Card ATI dan NVIDIA yg benar

“Bagaimana cara kita menginstall driver VGA yang benar?, Bagaimana cara mengupdate yang benar?”. Pertanyaan itulah yang kerap kali muncul saat kita mau menginstall atau mengupdate driver VGA yang lama.

Pertama saya menjelaskan apa itu “Driver”. Driver adalah program lunak (software) yang berfungsi untuk mengkomunikasikan antara hardware dengan system operasi (OS) dalam menjalankan suatu program. Setiap driver yang dikeluarkan vendor tentunya akan mengalami update secara berkala hal ini bertujuan untuk memperbaiki bug (permasalahan) yang telah ada.

Ironisnya banyak user yang mengeluh tentang performa grafisnya turun ketika bermain game atau menjalankan program grafis lainnya setelah mereka melakukan update driver, Kenapa bisa terjadi, Apakah driver tebaru ini ada kesalahan?. Jawabannya simple saja, untuk PC yang pertama kali menginstall driver tersebut mungkin tidak ada kesalahan sebab instalasinya masih “clean/fresh instalasi”, sementara untuk PC yang melakukan update mungkin terjadi penurunan performa sebab operating systemnya (OS) yang secara tidak tuntas dalam menghapus bersih driver lama yang telah diuninstall.

Di artikel kali ini saya akan menjelaskan cara menginstal driver VGA untuk pertama kali dan cara mengupdate nya secara “clean/fresh instalasi”. Clean/fresh instalasi adalah cara menginstal secara bersih (tanpa meninggalkan sisa-sisa driver sebelumnya), dalam hal ini saya memilih ATI dan NVIDIA sebagai contoh, bagaimana cara instalasi Driver VGA. Ikuti langkahnya.

CARA INSTALASI DRIVER VGA UNTUK PERTAMA KALI

1. Download driver VGA terbaru pada link berikut : (NVIDIA, AMD)
Nb: Sesuaikan dengan type dan kelas VGAnya dan pilihan operating systemnya (64 bit atau 32 bit).

2. Install driver yang baru didownload.
Untuk ATI
a. Klik next
b. Pilih express, Next



c. Finish dan restart. Selesai


Untuk NVIDIA
a. Klik Agree
b. Pilih express, Next



c. Contreng Always trust lalu Install



d. restart. Selesai


CARA UPDATE DRIVER VGA SECARA CLEAN INSTALASI
1. Download dan install Driver sweeper pada link: driver sweeper

2. Download dan install ccleaner pada link: ccleaner

3. Uninstall driver lama.
Untuk ATI
a. Uninstall lewat control panel
b. Pilih express uninstall, restart

Untuk NVIDIA
a. Uninstall lewat control panel
b. Pilih agree, restart

4. Pada saat restart, sebelum Windows akan booting pencet f8, pilih safe mode.

5. Jalankan aplikasi driver sweeper yang sudah terinstall sebelumnya, lalu pilih VGA, apakah AMD atau nvidia. setelah dipilih klik analyse dan setelah itu lakukan clean. Lalu restart



6. Setelah restart masuk windows normal. Jalankan ccleaner klik registry disebelah kiri lalu klik “scan for issue” lalu “Fix select issue” lalu ditanya Back up, pilih No lalu klik “Fix all”



7. Uninstall driver lama sudah tuntas.

8. Lakukan Instalasi driver normal seperti yang telah saya jelaskan diatas, atau seperti menginstal driver pertama kali di komputer.
Saya rasa cukup jelas..!!

PERALATAN KUNCI-KUNCI YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUKA BENGKEL



A. Perlengkapan untuk perbaikan mesin ringan 
  1. Obeng plus minus berbagai ukuran
  2. Tang berbagai ukuran
  3. Satu set kunci ring dan kunci pas berbagai ukuran
  4. Satu set kunci L berbagai ukuran
  5. Satu set kunci baut berbagai ukuran
  6. Satu set kunci inggris berbagai ukuran
  7. Paket martil,kunci pembuka busi,kunci dengan rantai untuk membuka saringan oli
  8. Bor listrik
  9. Gerinda besi dan gergaji besi
 10. Satu set amplas
 11. Obeng tespen
 12. Lampu gantung atau senter panjang
 13.Kunci penyetel jeruji roda motor
 14. kunci pemotong rantai motor
 15. Alat pembuat ulir

B. Perlengkapan untuk mengganti ban 
  1. Kompressor
  2. Kunci ban berbagai ukuran
  3. Sendok besi pencongkel untuk membuka ban motor
  4. Bak air untuk memeriksa kebocoran ban
  5. Lem dan gel penambal ban
  6. Pengecek tekanan ban
  7. Selang kompressor

C. Perlengkapan untuk perbaikan aki dan kelistrikan lainnya 
  1. Multitester
  2. Charger aki
  3. Alat penakar volume air aki
  4. Rechargable dry battery 
  5. Amplas
  6. Sikat kawat pembersih aki
  7. Test pen

D. Perlengkapan onderdil fast moving untuk bengkel motor yang bisa distok 
  1. Busi beberapa jenis motor
  2. Platina
  3. Saringan bensin dan oli
  4. saringan udara
  5. Oli mesin sepeda motor dan oli samping
  6. Ban luar dan ban dalam
  7. Kaca spion
  8. Bohlam,lampu motor beserta rumah lampunya
  9. Kampas rem
 10. Rantai motor dan gear set
 11. Pisto dan ring beserta klep klep silinder
 12. Knalpot
 13. Karet-karet pedal
 14. Hand grip dan sarung tangan
 15. Spatbor depan dan belakang
 16. Tutup tangki bensin
 17. Shck breaker
 18. Klakson
 19. Minyak rem
 20. Bearing roda motor
 21. Pelek motor / velg racing
 22. Helm dan jas hujan
 23. Tuas rem tangan
 24. Gas spontan

Mungkin masih banyak peralatan lainnya yang dibutuhkan,ini hanya sebagai contoh dan yang wajib ada dibengkel kecil.(RON215)

Minggu, 09 Februari 2014

Mengenal Komponen Dasar Sepeda Motor

Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi darah, panca indera dan lain sebagainya.
Maka sepeda motorpun juga seperti itu, ada bagian-bagian yang membangunnya sehingga ia menjadi sebuah sepeda motor. Secara kelompok besar maka komponen dasar sepeda motor terbagi atas:
1. Sistem mesin
2. Sistem kelistrikan
3. Rangka/chassis



Masing-masing komponen dasar tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian pengelompokkan kearah penggunaan, perawatan dan pemeliharaan yang lebih khusus yaitu:

Sistem Mesin 
Terdiri atas :
a. Sistem tenaga mesin
Sebagai sumber tenaga penggerak untuk berkendaraan, terdiri dari bagian:
- Mesin/engine
- Sistem bahan bakar
- Sistem pelumasan
- Sistem pembuangan
- Sistem pendinginan


b. sistem transmisi penggerak
merupakan rangkaian transmisi dan tenaga mesin ke roda belakang, berupa:
- Mekanisme kopling
- Mekanisme gear
- Transmisi
- Mekanisme starter

Sistem Kelistrikan
Mekanisme kelistrikan dipakai untuk menghasilkan daya pembakaran untuk proses kerja mesin dan sinyal untuk menunjang keamanan berkendaraan. Jadi semua komponen yang berhubungan langsung dengan energi listrik dikelompokkan menjadi bagian kelistrikan.
Bagian kelistrikan terbagi menjadi:
- Kelompok pengapian
- Kelompok pengisian
- Kelompok beban

Rangka/Chassis
Terdiri dari beberapa komponen untuk menunjang agar sepeda motor dapat berjalan dan berbelok. Komponennya adalah:
- Rangka
- Kelompok kemudi
- Kelompok suspensi
- Kelompok roda
- Kelompok rem
- Tangki bahan bakar
- Tempat duduk
- Fender